LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
SISTEM RANGKA
OLEH :
EMELIA NASUTION
1204113838
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2013
Puji syukur saya ucapkankan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ikhtiologi yang berjudul “Sistem Rangka” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada asisten laboratorium yaitu kak Nurbety Tarigan yang telah banyak membantu saya dalam memberikan arahan, saran, bimbingan serta petunjuk selama praktikum dilaksanakan.
Saya telah berupaya semaksimal mungkin untuk kesempurnaan laporan ini. Namun, tidak tertutup kemungkinan banyak kesalahan yang tidak terdapat dalam penulisan laporan ini. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
Sebagai penutup, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penulisan laporan ini.
Pekanbaru, Juni 2013
Emelia Nasution
1.1. Latar Belakang
Iktiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek kehidupan. Ilmu ini termasuk salah satu cabang biologi. Sebagai suatu mata ajaran maka ia meliputi kegiatan kuliah dan praktikum. Iktiologi berkembang meliputi beberapa cabang utama antara lain : Klasifikasi, Anatomi, Evolusi dan Genetika, Natural History dan Ekologi, Fisiologi, Biokimia dan Konservasi.
Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan kebutuhan akan data base ikan bagi kepentingan perdagangan, industri maupun pariwisata. Ikan telah mampu bertahan hidup seiring dengan perkembangan variasi dari tempat hidupnya. Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas lebih tinggi pada air laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di dalam air yang sunyi dan gelap dan tidak terdapat hewan vertebrata lainnya dan di lautan luas. Bagi ikan, air adalah media komunikasi mereka, tempat beranak dan bertelur, tempat tidur, tempat bermain, toilet, panggung kehidupan dan kuburan bagi mereka (Rajabnadia, 2009).
Burhanuddin (2008) mengatakan bahwa ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal mereka. Ikan memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang disebabkan oleh arah angin.
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.
Tulang-tulang penyusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka visceral terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari sirip dan perekat-perekatnya (Penuntun Praktikum Icthyology, 2013).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya. Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut.
Ruas-ruas vertebrae yang membentuk rangka ikan tersusun mulai dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Susunan vertebrae itu terbagi-bagi atas dua bagian yakni abdominal dan caudal. Daerah abdominal memiliki tulang rusuk kiri dan tulang rusuk kanan. Tulang rusuk ini berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Sedangkan rangka appendicular tersusun dari beberapa ruas tulang yang menghubungkan cucuk haemal maupun cucuk neural dengan dasar jari-jari sirip. Ruas-ruas tulang itu sangat berperan pada saat sirip-sirip ikan melakukan pergerakan (Penuntun Praktikum Icthyology, 2011).
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus (Mahardono, 1979 dalam Armansya, 2009 ).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini ialah agar mahasiswa perikanan mampu menganalisis dan mendeskripsikan serta menjelaskan sistem rangka pada ikan, khususnya ikan yang dipraktikumkan masing-masing praktikan, dimana penyusun rangka tubuh ikan terdiri dari rangka axial, visceral, appendicular.
Adapun manfaat praktikum ini menurut saya ialah praktikan dapat mengetahui secara langsung bentuk dan penyusun rangka tubuh ikan. Tak hanya itu, praktikan juga dapat melihat dan menemukan hipofisa pada ikan secara langsung sehingga dapat menambah pengetahuan praktikan tentang bentuk dan warna hipofisa pada ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tulang-tulang penyusun rangka pada ikan dibagi menjadi 3 yaitu rangka Axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk.Tulang viscercal yang terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivat-derivatnya. Tulang apendicular yang terdiri dari sirip dan pelekat-pelekatnya (Manda et el,2009).
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan lingkungannya secara terus menerus (Rahardjo, dkk, 2011).
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau menyokong tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan pada jenis ikan tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh ikan terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.
Tulang-tulang pengusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka visceral terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari sirip dan perekat-perekatnya (Penuntun Praktikum Icthyology, 2011).
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan ikan. Tengkorak ikan elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya. Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak yang tidak kompleks. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut (Penuntun Praktikum Icthyology, 2013).
Ruas-ruas vertebrae yang membentuk rangka ikan tersusun mulai dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Susunan vertebrae itu terbagi-bagi atas dua bagian yakni abdominal dan caudal. Daerah abdominal memiliki tulang rusuk kiri dan tulang rusuk kanan. Tulang rusuk ini berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Sedangkan rangka appendicular tersusun dari beberapa ruas tulang yang menghubungkan cucuk haemal maupun cucuk neural dengan dasar jari-jari sirip. Ruas-ruas tulang itu sangat berperan pada saat sirip-sirip ikan melakukan pergerakan (Penuntun Praktikum Icthyology, 2012).
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ikhtiologi mengenai Sistem Rangka dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 10 Mei 2013 yang dimulai dari pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB. Praktikum ini diadakan di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan sebagai objek praktikum adalah ikan pribadi sesuai dengan hasil dari pembagian dengan cara diundi yang dilakukan oleh masing-masing asisten. Adapun ikan yang saya dapatkan adalah ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Tak hanya itu, masing-masing praktikan juga diwajibkan membawa ikan mas (Cyprinus carpio) yang masih hidup atau segar untuk pengambilan hipofisa.
Sedangkan alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai wadah meletakkan sampel, gunting bedah, serbet, buku gambar, buku penuntun praktikum dan alat tulis sebagai alat untuk menggambar sistem rangka pada ikan sampel.
3.3. Metode Praktikum
Dalam melakukan praktikum ini, metode yang digunakan adalah menggunakan metode pengamatan secara langsung terhadap objek yang dipraktikumkan.
3.4. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum yaitu tiga minggu sebelum praktikum mengenai sistem rangka diadakan, masing-masing praktikan melakukan pencabutan undian jenis ikan yang akan dipraktikumkan pada materi tentang sistem rangka. Setelah pengundian selesai, maka masing-masing praktikan harus membawa rangka ikan sesuai dengan jenis ikan yang didapatkan pada saat pencabutan undian.
Setelah hari praktikum mengenai sistem rangka tiba, maka semua praktikan berbaris didepan laboratorim Biologi Perikanan dengan sudah memakai jas lab. Kemudian salah satu asisten mengumpulkan laporan praktikum minggu kemarin dan memeriksa rangka ikan pada masing-masing praktikan. Kemudian mulailah praktikan mengamati sistem rangka pada ikan pribadi. Lalu rangka ikan digambar sesuai dengan pengamatan. Setelah selesai mengambar bagian-bagian dari rangka ikan tersebut, maka masing-masing praktikan dipersilahkan untuk membelah bagian kepala ikan mas masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengambil dan mengamati hipofisa yang terdapat pada bagian kepala ikan. Jika ada praktikan yang berhasil menemukan hipofisa pada ikan tersebut, maka akan mendapatkan nilai plus dari asistennya masing-masing.
Jika praktikum telah selesai, masing-masing praktikan diwajibkan mencuci nampan yang mereka pakai dan membersihkan meja praktikum hingga bersih. Setelah semuanya bersih, asisten pun memberikan respon kepada praktikan mengenai materi yang baru dipraktikumkan. Setelah itu praktikan pun meninggalkan laboratorium.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari hasil pengamatan diperoleh penampang melintang rangka ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang dijelaskan pada uraian di bawah ini:
4.1.1. Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Percomorphi
Famili : Serranidae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus
Habitat : Air laut
Nama perdagangan : brown marble grouper, flowery cod, blotchy rock
cod, carpet cod, akamadaharata, lo fu pan.
Gambar 1. Rangka ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Premaxila 5.Tengkorak
2. Maxilla 6. Sirip dada
3. Neucranium 7. Tulang rusuk
4. Rongga mata 8. Sirip perut
9. Tulang punggung 11. Sirip punggung
10. Ruas tulang punggung 12. Sirip anus
13. Tulang ekor
7. Rongga insang
Gambar 2. Sisi dorso neurocranium ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Premaxilla 6. Supra occipital
2. Maxilla 7. Suborbital bones
3. Nasal 8. Frontal
4. Sphenotic 9. Pre operculum
5. Post temporal 10. Operculum
Gambar 3. Vertebrae abdominal ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan : 1. Neural spine 5. Basapophysis
2. Neural arch 6. Intermuscular bone
3. Neural canal 7. Pleural rib
4. Centrum
Gambar 4. Vertebrae caudal ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Neural spine
2. Zygopophysis
3. Hemal spine
Gambar 5. Sirip ekor ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Preural vertebra
2. Ural vertebra
3. Epural
4. Hypurals
5. Parhypural
Gambar 5. Sirip perut ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
Keterangan :
1. Pelvic cartilage
2. Propterygium
3. Metapterygium
4. Radials
4.2. Pembahasan
Dari hasil analisis yang telah ada bahwa ikan ini merupakan ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk badan yang pipih memanjang dan agak membulat. Mulut lebar dan di dalamnya terdapat gigi kecil yang runcing, rahang bawah dan atas dilengkapi dengan gigi yang berderet 2 baris lancip dan kuat. Mempunyai jari-jari sirip yang keras, pada sirip punggung 11 buah, sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah dan sirip perut 1 buah. Jari-jari sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat 15-16 buah, sirip dubur 8 buah, sirip dada 17 buah dan sirip perut 5 buah dan memiliki warna seperti sawo matang dengan tubuh bagian vertikal agak putih. Pada permukaan tubuh terdapat 4-6 pita vertikal berwarna gelap serta terdapat noda berwarna merah seperti warna sawo matang.
Ikan Kerapu Macan merupakan kelompok yang hidup didasar perairan berbatu dengan kedalaman 60 meter dan daerah dangkal yang mengandung koral. Selama siklus hidupnya memiliki habitat yang berbeda- beda pada setiap fasenya, juga mampu hidup di daerah dengan kedalaman 0.,5-3 meter pada area padang lamun, selanjutnya menginjak dewasa akan berpinda ke tempat yang lebih dalam lagi, dan perpindahan ikan berlangsung pada pagi hari atau menjelang senja. Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) bersifat nokturnal dimana pada siang hari lebih banyak bersembunyi pada liang-liang karangdan akan beraktifitas pada malam hari unuk mencari makanan. Ikan ini merupakan hewan karnifora yang memangsa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan sedangkan pada saat larva ikan ini memangsa larva moluska. Ikan ini mencari makan dengan cara menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya dan memakannya dengan memakan satu per satu ( Hafhizah, 2012).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah saya lakukan mengenai sistem rangka pada ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dapat disimpulkan bahwa ikan ini memiliki rangka sejati dimana tersusun atas rangka axial, visceral, dan appendicular. Rangka axial terdiri dari tulang tengkorak, punggung, dan rusuk. Rangka visceral terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri dari sirip dan perekat-perekatnya.
5.2. Saran
Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Sebagai praktikan yang baru memulai bangku perkuliahan, saya menyadari memiliki banyak kekurangan dan banyak kendala yang saya hadapi dalam mengerjakan laporan praktikum ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penyelesaian laporan praktikum. Maka dari itu, arahan dan masukan serta buku-buku literature yag mendukung sangat diperlukan guna menyempurnakan dan membantu penulisan laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Armansya. 2009. Laporan Lengkap Praktikum Ikhtiology. http://armanhimarin.blogspot.com/2009/05/laporan-lengkap-ikhtiologi.html. Diakses : 25 Mei 2013, 16:20.
Burhanuddin, A. Iqbal. 2008. Ikhtiologi Ikan dan Aspek Kehidupannya.Yayasan Citra Emulsi. Makassar.
Hafhizah, Rizky Nur.2012. Morfologi Ikan Kerapu Macan. http://erren03.blogspot.com/. Diakses : 25 Mei 2013, 15:00.
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan, Windarti dan Budijono. 2006. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2009. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta.
Rajabnadia, L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari
Ridwan, Pulungan, Windarti dan Budjiono. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
Ridwan, Pulungan, Windarti dan Budjiono. 2012. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan, Pulungan, Windarti dan Budjiono. 2013. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar